Sidoarjo - Ketua TP. PKK Kabupaten Sidoarjo, Hj. Sa'adah Ahmad Muhdlor memberikan julukan untuk Desa Mulyodadi, Kecamatan Wonoayu dengan sebutan Kampung BMW.
"Ini sangat menarik, tiap Desa yang memiliki asman, juga menonjolkan ikon (ciri khas). Jangan salah, Kampung BMW ini nanti akan membuat wisatawan bertanya-tanya mana BMW (merk mobil) nya? Padahal, BMW adalah Blimbing Wuluh," ucapnya disambut tawa oleh warga Desa Mulyodadi, Wonoayu.
Ning Sasha, sapaan akrab istri Bupati Sidoarjo juga meminta kepada kelompok asuhan mandiri (asman) terus berinovasi mengembangkan produknya agar bernilai jual tinggi dan layak untuk dipasarkan di luar Kabupaten Sidoarjo.
"Tadi saya lihat olahan blimbing wuluh ini ada minuman, manisan. Coba dibuat kripik blimbing wuluh karena kripik lebih menjual dan menghasilkan cuan," sarannya.
Dibawah terik matahari yang panas, Ning Sasha juga berkunjung ke Perumahan Nirwana, Desa Kemasan, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.
Perumahan yang tertata rapi juga penuh dengan bunga telang berwarna ungu cantik membuat Ning Sasha tertarik untuk terus berkeliling.
"Olahan bunga telang ini nantinya bisa panjengan (anda) inovasikan terus, selain berupa minuman, masih banyak juga olahan bunga telang lainnya yang tak kalah menjual dan lezat," katanya.
Kelompok asuhan mandiri (asman) untuk pemanfaatan tanaman obat keluarga (toga) dan akupresur berpotensi membentuk wisata lokal di Kabupaten Sidoarjo.
Terakhir pada Kamis (2/11/2023), Ning Sasha juga berkunjung ke asman di Desa Kragan, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo. Panjali (pandan, jahe, lidah buaya) begitu nama asman di Desa Kragan tersebut.
"Asman disini (Desa Kragan) banyak macamnya, saya minta agar dari 3 toga tadi diambil salah satu saja yang menjadi ikon Desa Kragan dan diolah dengan baik. Tentunya dengan tidak meninggalkan jenis toga lainnya. Nantinya, tiap desa memiliki asman akan terkenal dengan budidaya produk apa, misalnya eh saya mau tahu budidaya pandan saya akan lari ke Desa Kragan ini," pungkasnya.
Pencetus asman toga belimbing wuluh di Desa Mulyodadi, Tyas Subandi bercerita tentang ketertarikannya terhadap belimbing wuluh ini. Sehingga dirinya berinisiatif mengajak ibu-ibu yang lainnya untuk bertanam belimbing wuluh untuk nantinya dapat di olah menjadi makanan yang sehat dan bernilai jual.
"Pertama saya mendirikan ini sejak 2022, saya melihat belimbing wuluh ini toga yang menarik, karena rasaya yang asam akan sangat mustahil untuk di konsumsi atau diolah selain campuran masakan rumahan. Belimbing wuluh ini menjadi icon desa kami, sebanyak 62 belimbing wuluh subur disini dan terus akan kami tambah seterusnya," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Asman Desa Kragan, Rheza mengatakan akan memilih fokus lidah buaya. Dikatakannya, didaerahnya cocok untuk menanam lidah buaya.
"Masukan baik dari Ning Sasha nanti akan kami kembangkan lagi untuk budidaya lidah buaya, namun tidak meninggalkan toga lainnya," jelasnya. (Dew)